Membaca Ulang QS. al-Baqarah: 127
Membaca Ulang QS. al-Baqarah: 127
Oleh : Dr. H. Mardjoko Idris, M. Ag*
Suatu ketika pikiran saya tergoda oleh struktur al-Quran yang berbeda dengan biasanya, yaitu dalam QS. al-Baqarah: 127 yang lengkapnya sebagai berikut :
Artinya:
“dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar- dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
Tema ayat tersebut berhubungan dengan kegiatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika meninggikan dinding ka’bah.
Pertanyaan yang muncul, mengapa antara Ibrahim dengan Ismail dipisahkan dengan kalimat الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ ? Mengapa tidak langsung saja وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ وَإِسْمَاعِيلُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ ?
Hasilnya, Quraisy Shihab berpendapat, pemisahan itu dalam rangka membedakan tingkat kerja yang berbeda antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail. Secara fisik memang berbeda, Nabi Ibrahim sudah dewasa dengan kekuatan fisik yang prima, sementara Nabi Ismail masih anak-anak yang mempunyai kekuatan fisik sangat terbatas. Bisa dibayangkan, apa yang dikerjakan oleh Nabi Ibrahim dan yang dilakukan oleh Nabi Ismail. Jika Nabi Ibrahim meninggikan dasar-dasar ka’bah dengan tenaga yang penuh, maka yang dilakukan Nabi Ismail boleh jadi hanya pekerjaan yang kecil-kecil saja, seperti mengambil batu kemudian menyerahkannya kepada Nabi Ibrahim, atau boleh jadi sebentar-bentar bermain bebatuan di sekitar ka’bah, dan itu wajar sebagai kebiasaan anak-anak secara umum. Kerena porsi pekerjaan yang tidak berimbang itu, boleh jadi Allah mengabadikannya dengan kalimat seperti tersebut di atas, yaitu memisahkan antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail dengan kalimat الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ.
Bagaimana pendapat Ibnu ‘Atsur? Kitab Tafsir yang terdiri 12 jilid yang selalu menjadi rujukan Qurasy Shihab, saya tulis saja :
لإلشارة الى التفاوت بين عمل ابراهيم وعمل اسماعيل أوقع العطف على الفاعل بعد ذكر المفعول والمتعلقات, ... وذلك أنك إذا أردت أن تدل على التفاوت بين الفاعلين فى صدور الفعل تجعل عطف أحدهما بعد انتهاء ما يتعلق بالفاعل األول وإذا أردت أن تجعل المعطوف والمعطوف عليه سواء فى صدور الفعل تجعل المعطوف مواليا للمعطف عليه. (Ibnu ‘Atsur, Tafsir at-Tahrîr wat-Tanwîr, Miujallad 1, p. 718)
Alasan pemisahaan antara Nabi Ibrahim denga Nabi Ismail dalam struktur ayat tersebut nampaknya sama dengan yang disampaikan oleh Qurasy Shihab, yaitu karena bobot pekerjaan yang dilakukan antara keduanya berbeda. Jika berbeda, maka struktur bahasa arabnya, didahulukan pelaku utamanya, kemudian disebut jenis pekerjaannnya, baru setelah itu disebut pelaku ke duanya.Jika keduanya melakukan pekerjaan yang bobotnya sama, maka dalam struktur bahasa arabnya, keduanya disebut secara berurutan tanpa dipisahkan oleh jenis pekerjaannya.
Beberapa buku tafsir lainnya tidak membicarakan tentang pemisahan tersebut, sebut saja tafsir Alusi, Tafsir Kasysyaf, tafsir Baidhawi, Tafsir al-Maraghi, tafsir Jalalain, bahkan kitab yang terdiri 13 jilid, Dirâsât li uslûbil-qurân juga tidak membicarakan struktur pemisahan tersebut. Tafsir-tafsir tersebut di atas justru membicarakan penggunakan kata kerja mudhari’ untuk kata يرفع padahal kejadian meninggikan dasar-dasar ka’bah itu terjadi pada masa lalu?
Kesimpulan yang bisa diambil (sementara), bahwa pemisahan antara Ibrahim dengan Ismail pada struktur ayat QS.al- Baqarah: 127 berdasar pada bobot pekerjaan yang diakukan oleh keduanya, dalam konteks ketika keduanya meninggikan dasar-dasar Baitullah.
*Dosen Prodi Magister Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta