Sinonim Lafadz "Ulama" dalam Al-Qur'an
Oleh: Ulfa Kurnia*
___________________________________________
Ulama memiliki status yang sangat urgen dan posisi strategis dalam Islam. Ulama (Bahasa Arab: العلماء,artinya orang-orang berilmu, para sarjana') adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam, baik dalam masalah-masalah agama maupum masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Makna sebenarnya dalam bahasa Arab adalah ilmuan atau peneliti, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap kedalam bahasa Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama Islam. Pengertian ulama secara harfiyah adalah “orang-orang yang memiliki ilmu”. Dari pengertian secara harfiyah dapat disimpulkan bahwa ulama adalah: (1) orang Muslim yang menguasai ilmu agama Islam; (2) muslim yang memahami syariat Islam secara menyeluruh (kaaffah) sebagaimana terangkum dalam al-Qurandan as-Sunnah; dan (3) menjadi teladan umat Islam dalam memahami serta mengamalkannya.
Dalam al-Qur’an, kata Ulama disebutkan sebanyak dua kali yaitu :
1. Pertama, disebutkan dalam surat Fāthir ayat 28 dengan kata al-Ulamā, yang diawali alīf lām.
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacammacam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
2. Kedua, disebutkan dalam surat asy-Syu’ara ayat 197 dengan kata Ulamā tanpa diawali dengan alīf lām tetapi disandarkan kepada Isrāīl.
أَوَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ آيَةً أَنْ يَعْلَمَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ
“Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?”
Dua ayat yang menyebutkan secara sharīh (jelas) kata ulama diatas, memiliki status gramatikal bahasa arab yang sama yaitu keduanya sebagai ma’rifat (yang diketahui atau sudah khusus maknanya). Pada ayat yang pertama dikatakan sebagai bagian dari ma’rifat karena kata ulama tersebut diawali dengan alīf lām. Sedangkan pada ayat yang kedua, kata ulama tersebut di-idhafah-kan kepada kata setelahnya yaitu BanīIsrāīl. Dimana keduannya termasuk sebab yang mengakibatkan sebuah kalimat yang nakirah (yang belum diketahui atau umum maknanya) menjadi ma’rifah . Hal ini mengindikasikan bahwa agama memilki pandangan khusus tentang hakikat ulama.
Kata ulama memiliki sinonim tidak sedikit yang disebutkan dalam al-Qur’an. Berikut ini kata-kata yang memiliki makna yang sama dengan ulama dalam al-Quran:
1. al-’Ālimūn
Sebagaimana disebutkan dalam surat al-‘Ankabūt ayat: 43.
وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.
2. Ūlū al-Albāb
Disebutkan di beberapa tempat dalam al-Qur’an, di antaranya adalah dalam surat Ali Imran ayat: 190.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
3. Ūlū al-Abshār
Disebutkan di beberapa tempat dalam al-Qur’an, di antaranya adalah dalam surat Ali Imran ayat: 13.
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang Muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati”.
4. Ūlū an-Nuhā
Sebagaimana disebutkan dalam surat Thāha ayat: 54.
كُلُوا وَارْعَوْا أَنْعَامَكُمْ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِأُولِي النُّهَىٰ
“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”.
5. Ūlū al-’Ilm
Disebutkan dalam surat Ali Imran ayat: 18.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
6. Ūtū al-’ilm
Disebutkan di beberapa tempat dalam al-Qur’an, di antaranya adalah dalam surat ar-Rūm ayat: 56.
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَىٰ يَوْمِ الْبَعْثِ ۖ فَهَٰذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَٰكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)”.
Semua sinonim kata ulama diatas memiliki inti subtansi yang sama dengan makna ulama itu sendiri, walaupun konteksnya berbeda-beda antara satu ayat dengan ayat yang lainnya. Wallohua'lam.
__________________
*Mahasiswi Prodi Magister Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Kalijaga